Karaeng Matoaya

Gambar Ilustrasi
Nama pribadinya semoga saya tidak terkutuk iMallingkaang. Nama lahirnya (Paddaenganna) adalah Daeng Mannyonri. Gelarnya (Pakkaraenganna) sebelum Ia menjadi Raja Tallo disebut Karaenga ri Kanjilo. Ia mengalahkan Segeri disebut Karaeng Sigeri. Ia menjadi Raja Tallo disebutlah Karaenga ri Tallo. Dialah pula yang digelar Sultan Abdullah Awawul Islam. Gelarnya setelah meninggal disebut Tu-Mamenanga-ri-Agamana (Dia yang meninggal dalam agamanya). Selain itu sebagaimana judul dari artikel ini, beliau digelar pula Karaeng Matoaya (Raja Tua).

Karaeng Matoaya adalah anak Raja Tallo ke-IV, 
semoga saya tidak terkutuk menyebut nama beliau iMappatakakatana Daeng Paduluq  atau yang digelar Tumenanga ri Makkoayang dari istrinya yang bernama iDaeng ri Pattukangang.


Karaeng Matoaya menjadi Raja Tallo ke VI mengantikan Karaeng Baineya yang tiada lain adalah saudaranya sendiri. Dimasa beliau inilah, Islam menjadi agama resmi di Kerajaan Gowa Tallo. Ia masuk Islam pada malam jumat tanggal 9 Jumadil Awal 1014 Hijriah (22 September 1605). Yang mengislamkannya ialah Datok ri Bandang. Beliaulah raja pertama yang mengucapkan dua kalimat syahadat di hadapan ulama yang berasal dari Kota Tengaholeh karena itu beliau digelar Sultan Abdullah Awawul Islam. Setelahnya di ikuti oleh Raja Gowa ke XIV Sultan Alauddin.

Karaeng Matoaya adalah salah satu pemimpin Makassar yang paling berpengaruh. Raja inilah yang menjadikan orang Makassar di seluruh tanah Makassar menganut agama Islam. Juga orang Bugis di seluruh tanah Bugis, kecuali Luwu. Dikatakan bahwa hanya dua tahun setelah Karaeng Matoaya mengucapkan Syahadat, maka seluruh rakyat Gowa dan Tallo pun sudah selesai di Islamkan, yang ditandai dengan diadakannya sembahyang Jumat pertama di Tallo pada tanggal 9 November 1607 (19 Rajab 1016). Dan dalam jangka waktu 4 tahun, seluruh tanah di Sulawesi Selatan pun telah di islamkan.


Karaeng Matoaya tercatat menikah sebanyak tujuh (7) kali. Satu istrinya disebut Karaenga ri Naunga yang juga disebut Tuniawanga ri Kalassukanna melahirkan sepuluh orang anak, tujuh (7) putra, tiga (3) putri. Beliau adalah istri utama dari Karaeng Matoaya. Satu istrinya bernama I Bungasa, seorang yang berasal dari Binamu melahirkan delapan orang anak, tujuh (7) putri satu (1) putra. Satu istrinya bernama iLayang disebut juga iLo'mo Malolo, tinggal di Marowanging disebutlah iLoqmoq ri Marowanging, melahirkan enam orang anak, lima (5) putra satu (1) putri. Satu istrinya disebut I Battu, nama pribadinya I Kare Niya, dialah juga yang disebut Karaeng Bantaeng Baineya melahirkan seorang putri. Istri lainnya, tidak memilik anak, satu bernama iLokmoq Tommi, dialah juga yang disebut juga I Lo'mo ri Boddia, nama lainnya I Lo'mo ri Pannampu, seorang perempuan yang berasal dari Barasa. Satu istrinya berasal dari Sawitto disebut iCampaga nama pribadinya I Lo'mo Te'ne disebut juga I Lo'mo ri Paotereka. Satu lagi istrinya berasal pakbineang bernama I Kallang. 


Karaeng Matoaya dikenal sebagai seorang Muslim yang taat dan berpengetahuan, sebagaimana digambarkan dalam kutipan berikut : Dikatakan bahwa Raja ini adalah seorang yang sangat alim berpengetahuan (panrita), seorang pemberani, seorang yang mempunyai wawasan yang sangat mendalam dan bijaksana; seorang yang terampil dan mampu menjadi penyelenggara (penentu, pengambil kebijakan); tangkas dalam pekerjaan baik pekerjaan laki-laki maupun kerajinan perempuan; ia adalah seorang yang jujur (tegak), baik hati, dan ramah. Dia mampu membaca dan memahami apa yang ia baca; Dia mahir membaca dan menulis tulisan Arab, banyak kitab yang Dia baca, dari waktu Dia memeluk agama Islam sampai kematiannya ia tidak pernah meninggalkan sholat kecuali sekali yakni ketika ia menderita sakit (dengan kaki yang bengkak) tatkala orang Inggris mengobatinya dengan memberinya minuman keras, 18 hari lamanya ia tidak shalat. Dia senantiasa mengerjakan sembahyang sunat, seperti shalat sunat Rawatib, Witir, Adduha, Tasbih dan Tahajjud. Berkata I-Loqmoq ri Paotere [salah satu istrinya] :"Paling sedikit sembahyang malamnya dua rakaat dan paling banyak sepuluh rakaat setiap malam”. Dia melakukan sembahyang sunat tasbih pada setiap malam Jumat, Dan setiap malam pada bulan Ramadhan. Dia senantiasa membayar pajak (zakat) emas, zakat kerbau (binatang) juga zakat beras pada setiap tahunnya. Dia sering memberi izin untuk bekerja, dan juga senantiasa berdoa. Berkata Karaenga ri Ujung Pandang :"Dia banyak belajar Morfologi arab dari Khatib Intang di Koja Manawara'.

Karaeng Matoaya memerintah di Tallo selama 30 tahun, kemudian meninggalkan Tallo dan hidup di Bontoala, selanjutnya mengangkat anaknya Tumammalianga ri Timoro sebagai sebagai penguasa di Tallo. Tiga belas (13) tahun mendampingi Tumammalianga ri Timoro memerintah di Tallo kemudian beliau wafat, dalam usia enam puluh tiga (63) tahun. @dp

Sumber : Lontara Tallo
Diterjemahkan oleh : Daeng Palallo

Terima Kasih sudah membaca, jika artikel ini bermanfaat, silahkan di Share ke orang-orang terdekat. Like juga Fanpage kami untuk mengetahui informasi lainnya @makassarpunyacerita 



Video Pilihan 


Comments

  1. Trima kasih, Daeng,,,,brtambah lgi pengetahuanku ttng Sejarah Tallo.

    ReplyDelete
  2. Informasi yang sama saya baca di Leonard Andaya. Dan beliau ini menulis berdasarkan data2 otentik Belanda sama seperti de Graff. Maka jangan khawatir anda menuliskan sesuatu yang salah. Salam kenal

    ReplyDelete
  3. izin copas Daeng, saya sertakan nama blognya

    ReplyDelete
  4. demikian...silahkan...semoga manfaat.

    ReplyDelete
  5. Mantap informasinya daeng..

    ReplyDelete
  6. Assalamualaikum.
    Table' daeng
    Saya lagi membuat silsilah, saya kesulitan menemukan jalur atas dari " I - kumala fakhr ud-din karaeng katapang tumailalang toa ri-goa " dan satu lagi " Baso datuk muhammad ali karaeng barombong ". Semoga daeng bisa membantu saya. Ini alamat email saya
    accul.keren@gmail.com
    Sebelumnya saya ucapkan terima kasih
    Wassalam

    ReplyDelete
  7. Assalamualaikum.
    Table' daeng
    Saya lagi membuat silsilah, saya kesulitan menemukan jalur atas dari " I - kumala fakhr ud-din karaeng katapang tumailalang toa ri-goa " dan satu lagi " Baso datuk muhammad ali karaeng barombong ". Semoga daeng bisa membantu saya. Ini alamat email saya
    accul.keren@gmail.com
    Sebelumnya saya ucapkan terima kasih
    Wassalam

    ReplyDelete
  8. Assalamualaikum.
    Table' daeng
    Saya lagi membuat silsilah, saya kesulitan menemukan jalur atas dari " I - kumala fakhr ud-din karaeng katapang tumailalang toa ri-goa " dan satu lagi " Baso datuk muhammad ali karaeng barombong ". Semoga daeng bisa membantu saya. Ini alamat email saya
    accul.keren@gmail.com
    Sebelumnya saya ucapkan terima kasih
    Wassalam

    ReplyDelete
  9. Assalamualaikum.
    Table' daeng
    Saya lagi membuat silsilah, saya kesulitan menemukan jalur atas dari " I - kumala fakhr ud-din karaeng katapang tumailalang toa ri-goa " dan satu lagi " Baso datuk muhammad ali karaeng barombong ". Semoga daeng bisa membantu saya. Ini alamat email saya
    accul.keren@gmail.com
    Sebelumnya saya ucapkan terima kasih
    Wassalam

    ReplyDelete
  10. wa alaikum salam...I - kumala fakhr ud-din karaeng katapang tumailalang toa ri-goa atau juga di kenal dengan daeng rombo adalah anak dari tumilalang towa ri Gowa I Mappaganti Karaeng Katangka.

    ReplyDelete
  11. Tabe daeng saya mau tanya klo silsilah dan nama asli dri karaeng Tumattinro ri Bobo jangang. Mohon di jelaskan daeng makasih sebelumnya....

    ReplyDelete
  12. Assalamu'alaikum,Wr.Wb.
    Tabe Lompo Dg....
    Tabe Bantuanta Dg,sempat Qta tau ttg Silsilah Keturunan dr Imalingkaan Dg Mannyonri(MACANG BULENGA RI TALLO)...
    Qta Qrim ke Alamat Emailku Dg: dewaagung_88@yahoo.com..
    Trimakasih Banyak Sbelumnya Dg....

    ReplyDelete
  13. Aslkm Daeng kasi Informasinya dimana Makam Karaeng Matoaya ,?,,, Tanks

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Lirik dan Terjemahan Lagu Tea Tonja

Lirik dan Terjemahan Lagu Julei ri Kau

LIRIK DAN TERJEMAHAN LAGU PANGNGUKRANGI