KASENG DAENG TALEQ(M)BA : ORANG “BUGIS” PERTAMA YANG TINGGAL MENETAP DI BALI




KASENG DAENG TALEQ(M)BA : ORANG “BUGIS” PERTAMA YANG TINGGAL MENETAP DI BALI
Oleh : Daeng Palallo


Orang “Bugis” di Bali

Bahwa sejak ratusan tahun silam, umat Muslim dan umat Hindu di pulau Bali telah hidup berdampingan dengan damai. Di pulau ini, tepatnya di Kelurahan Serangan, Denpasar Selatan, terdapat satu kawasan muslim yang tak hanya dikenal sebagai pusat kebudayaan Muslim di pulau Bali, namun juga merupakan tonggak sejarah masuknya Islam di pulau ini. Kawasan ini juga dikenal dengan nama Kampung Bugis. Disini terdapat beberapa situs dan peninggalan bersejarah terkait masuknya peradaban islam pada abad ke-17 di Pulau Serangan. Di antaranya adalah Masjid Assyuhada, Al-Quran Kuno, Kompleks Makam Kuno, dan Rumah Adat Bugis. (Kutif Tribun Bali/ Reportase Cisilia Agustina Siahaan).

Dalam Kompleks Makam tersebut, terdapat tiga makam yang dianggap sebagai makam yang tertua yakni : makam dari Syech Abdullah Hanafi; Umi Kulsum; dan satu lagi yang di sebut Isya Rafiq (Tribunnews.Com, Denpasar - Edisi : Sabtu, 4 Juni 2016, penulis I Made Ardhiangga)

Tribunnews.Com, Denpasar - Umat Muslim Kampung Bugis melakukan ziarah kubur di makam orang tertua yang membawa orang Bugis ke Bali. Adalah Syech Abdullah Hanafi dan Umi Kulsum. Menariknya, selain dua orang di atas, ada makam Putra Raja Bone. Putra Raja Bone yang sudah ratusan tahun lalu berada di Bali. Menurut Muhammad Nufatah, Sesepuh Kampung Bugis Denpasar, Putra Raja itu yang datang setelah Syech Abdullah Hanafi ialah Isya Rafiq putra Raja Bone. Isya Rafiq tidak diketahui kapan meninggalnya hanya diketahui dimakamkan pada Ahad (Minggu). "Ia (Isya Rafiq) adalah anak dari penguasa Watambone. Ibu kota kerajaan Bone," ucapnya, Sabtu (4/6/2016).

Syech Abdullah Hanafi dan Umi Kulsum dianggap sebagai orang tertua, dalam hal ini orang yang membawa orang Bugis ke Bali. Adapun Isya Rafiq dianggap sebagai pendatang setelahnya, dan adalah dikatakan sebagai putra dari Raja Bone.

Pada Makam Islam Serangan ini terdapat sebuah makam berundag tiga dengan jirat semu dan berpola hias sulur-suluran serta tidak berinskripsi. Makam yang terbuat dari bahan batu karang ini dianggap sebagai makam Pua’ Matowa (bahasa bugis untuk orang yang dituakan). Selain makam  yang terbuat dari batu karang, ada pula makam yang terbuat dari kayu. Baik makamnya maupun nisannya, memiliki pola hias sulur-suluran dedaunan. Kelompok makam yang ada disebelah utara ini ada pula sebuah nisan yang berbentuk gunungan, dengan angka tahun dan inskripsi ditulis dalam huruf Arab dan menggunakan bahasa Melayu. Sedangkan  pada gunungan di sebelah selatan menggunakan huruf Arab dan bahasa Arab demikian pula dengan angka tahunnya. (kemdikbud.go.id/ Situs Makam Islam Serangan)

Kaseng Daeng Taleq(m)ba : Orang “Bugis” pertama yang tinggal menetap di Bali

Dalam bulan November tahun 1658, terjadi gejolak di Sanrobone. Raja Sanrobone hendak dikeluarkan/ diturunkan dari tahtanya oleh para bangsawan Sanrobone, namun Raja itu menolak, akhirnya ia pergi meninggalkan Sanrobone menuju Tallo1. Akibat dari perlawanan Raja ini, terjadi chaos di Sanrobone selama bertahun-tahun lamanya. Situasi ini baru berakhir setelah orang-orang Sanrobone (para bangsawan Sanrobone) mengangkat I Mappadulung Daeng Mattimung2 sebagai Raja/Karaeng Sanrobone yang baru pada tanggal 6 Juli 1667, dilantik pada tanggal 28 Maret 1668.

Adapun Raja Sanrobone yang dimaksud pada masa itu adalah bernama I Kaseng Daeng Taleq(m)ba, namun bagi orang Makassar ia lebih populer dengan sebutan Puangna I Jenalak. Ia mempunyai nama pribadi I Kase, adapun nama kerajaannya adalah I Daeng Talebang (Cummings 2002:138). Sedangkan Speelman dalam laporannya menulis bahwa raja ini bernama Abdul (Ligtvoet 1880:116).

Kaseng Daeng Taleq(m)ba adalah Raja/ Karaeng Sanrobone yang ke-9. Ia adalah anak dari Raja/ Karaeng Sanrobone yang ke-7, Tumenanga ri Batana. Tumenanga ri Batana sendiri adalah Raja yang membangung Benteng Sanrobone di Sanrobone, Kabupaten Takalar.

Benteng Sanrobone, Sumber Foto : www.liputan6.com

Kaseng Daeng Taleqba menjadi penguasa Sanrobone dari tahun 1647, hingga tahun 1658. Bagaimana sepak terjang beliau sewaktu memerintah hingga dikeluarkan, tidak diketahui secara pasti. Lontara hanya mencatat bahwa ialah Raja yang dikeluarkan, dan setelah di keluarkan, ia kemudian pergi ke Bali, disanalah ia menetap hingga meninggal.

...tumenanga ri batana angnganakkangi karaenga puangna i jenalak; iyaminne karaenga ni pasulu, nataklei ri Bali-ya, na ibaklemo mate, mate garringji kamateyanna; areng kalengna nikana i kaseng, paqdaenganna nikana i daeng taleq(m)ba;

...Tumenanga ri Batana melahirkan Karaenga Puanna I Jenalak; Raja inilah yang dikeluarkan; setelah di keluarkan ia ke Bali; di Bali-lah ia mati; matinya hanya karena sakit; nama pribadinya di sebut I Kaseng; nama kerajaannya disebut I Daeng Taleq(m)ba;

Demikian jelas, bahwa Raja inilah [Kaseng Daeng Taleq(m)ba] yang disebut oleh orang Bali saat ini sebagai Syech Abdullah Hanafi, sesuai dengan nama yang disebutkan oleh Spellman3 dalam laporannya.

Adapun makam Umi Kulsum (Umi Kalsum) disamping makam Syech Abdullah Hanafi itu kemungkinan besar adalah makam dari istrinya. Sementara makam yang ketiga, yang di identifikasi sebagai makam dari Isya Rafiq yang dikatakan sebagai anak Raja Bone. Ejaannya yang benar adalah I sa Rafiq (nama yang sebenarnya ialah Rapi). Sebutan ini sesuai dengan cara/ kebiasaan dalam penyebutan nama bagi orang Makassar4. Dan I sa Rafiq bukanlah anak dari Raja Bone, melainkan adalah anak dari Raja Sanrobone, Kaseng Daeng Taleq(m)ba/ Abdullah Hanafi.

Kaseng Daeng Taleq(m)ba/ Abdullah Hanafi disebut Pua’ Matowa (Puang Matowa) karena ialah orang yang tertua di kampung ini. Dipanggil Pua’ (Puang) karena ia memang mempunyai gelar Puanna I Jenalak.

Sekilas Tentang Kerajaan Sanrobone

Kerajaan Sanrobone adalah salah satu kerajaan yang ada di Sulawesi. Terletak di sebelah selatan Kota Makassar, berjarak sekitar 60 km dari Kota Makassar, jika di tarik lurus sesuai dengan garis pantai. Saat ini, wilayah bekas Kerajaan Sanrobone masuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Takalar.

Kerajaan ini di dirikan oleh Karaeng Panca Belong atau yang juga dikenal dengan nama Karampang Cambelong. Sesuai dengan catatan resmi kerajaan, bahwa Karampang Cambelong, ialah orang yang pertama kali mengambil daerah Sanrobone dan menjadikannya sebagai permukiman. Sebelum tinggal di Sanrobone, ia tinggal di Manjapai5.

Adapun Kerajaan Sanrobone adalah merupakan Kerajaan Palili6 dari Kerajaan Gowa.

Makam Raja-Raja Sanrobone, Sumber Foto : www.lewatmana.com

Jasa Besar dari Raja/Karaeng Sanrobone IX

Sebagaimana di sebutkan dalam Lontara Patturioloang ri Sanrobone, beliaulah [Kaseng Daeng Taleq(m)ba] orang yang berjasa dalam penulisan Kronik Sanrobone7, darinyalah silsilah dan ceritera Raja-Raja Sanrobone terdahulu di dapatkan untuk selanjutnya dicatat dan di bukukan pada masa itu, namun naas, justru nama beliaulah saat ini yang tidak tercatat dalam silsilah Raja-Raja Sanrobone. @dp

Catatan kaki :

1)  Tallo, mempunyai maksud daerah Tallo.
2) I Mappadulung Daeng Mattimung, dikenal juga sebagai Tumenanga ri Lakiyung, Sultan Abdul Jalil, Sultan Gowa XIX, Raja/Karaeng Sanrobone X.
3)  Spellman, atau Cornelis Spellman.
4)  Orang Makassar, mempunyai maksud suku-suku Makassar.
5) Manjapai, adalah nama sebuah daerah yang terletak di sebelah utara Sanrobone, sekarang masuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa.
6)  Kerajaan Palili, adalah kerajaan vasal dari Kerajaan Gowa.
7)  Kronik Sanrobone, atau juga Lontara Patturioloanga ri Sanrobone.

Daftar Pustaka :

--Cummings, Making blood white : Historical transformations in early modern Makassar, University of Hawai’i Press, 2002.
--Cummings, The Makassar Annals, KITLV Press, Leiden, 2010.
--Lontara Patturioloang Sanrobone.


Terima Kasih sudah membaca, jika artikel ini bermanfaat, silahkan di Share ke orang-orang terkedat. Like juga Fanpage kami untuk mengetahui informasi lainnya @makassarpunyacerita 

Video Pilihan



Comments

  1. Tabe, apakah semua yang berasal dari Sulawesi Selatan harus serba Bugis?

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. Tabe, apaka artik ini kuranx pemahaman penulis atauka slah tulis. Bukanka kerajaan sanrobone adalah kerajaan makassar, mengtsnamakan patturioloang, Dmnana patturioloang ini adalah naska kuno makassar, namun artikelnya menuliskan raja sanrobone asal bugis. Bukanka kerajaan sanrobone adalah kerajaan makassar yg bertetangga dengan kerajaan galesong......? Tbe pencerahannya daeng

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Lirik dan Terjemahan Lagu Tea Tonja

Lirik dan Terjemahan Lagu Julei ri Kau

LIRIK DAN TERJEMAHAN LAGU PANGNGUKRANGI