Inilah Dia Penampakan Meriam Terbesar Yang Pernah Ada di Nusantara



Inilah Dia Penampakan Meriam Terbesar Yang Pernah Ada di Nusantara
Oleh : Daeng Palallo

Meriam ini adalah salah satu peninggalan Kesultanan Gowa-Tallo. Kesultanan Gowa-Tallo atau juga disebut Kerajaan Makassar terdapat di Sulawesi Selatan, Indonesia.

Meriam Terbesar yang pernah ada di Nusantara

Meriam ini bernama "Meriam Anak Makassar”, meriam terbesar yang pernah ada dan dimiliki oleh raja-raja di Indonesia. Saking besarnya sehingga dikatakan bahwa orang paling besar sekalipun dengan mudah dapat masuk kedalamnya, sebagaimana digambarkan oleh Johann Wilhelm Vogels dalam bukunya yang berjudul "Zehen-Jährige Ost-Indianische Reise-Beschreibung : In Drey Theile abgetheilet" (1704 : 92), bahwa mulut meriam “Anak Makassar“ itu sedemikan besarnya “dass der grösste Mensch gar fUglich hinein kriechen und sich verbergen kan” (= sehingga orang yang paling besar sekalipun dengan mudah dapat masuk ke dalamnya dan bersembunyi di situ).

Oleh Dr. K.G. Crucq yang banyak mengadakan penelitian tentang meriam-meriam yang ada di Indonesia, mengatakan bahwa meriam “Anak Makassar” yang ada di Benteng Sombaopu, itu lebih besar dari pada meriam “Pancawura” atau “Kyai Sapujagad” yang ada di Keraton Surakarta. Pun jikalau dibandingkan dengan meriam-meriam keramat lainnya, seperti misalnya meriam “Ki Amuk” yang ada di Banten, meriam “Anak Makassar” ini lebih besar ukuran atau kalibernya. Meriam "Anak Makassar" ini adalah meriam yang terbesar yang pernah ada dan dimiliki oleh pertahanan bangsa Indonesia. Besar mulutnya 41,5 cm (garis menengahnya), sehingga orang dengan mudah dapat masuk ke dalam meriam itu (Sagimun M. D, 1975 : 191).

Dr. K.G. Crucq, dalam bukunya yang berjudul “De Geschiedenis van het hellige kanon van Makassar” (Sejarah Meriam Keramat Orang-orang Makassar), dapat kita baca antara lain: “Kemudian armada (yakni armada yang oleh Van Dam pada tahun 1660, penulis) mendekati Sombaopu yang dipertahankan oleh tiga buah benteng yang diperkuat, yakni Pannakukang, Benteng Sambaopu dan Benteng Ujung Pandang. Benteng-benteng itu dipersenjatai dengan 130 (seratus tigapuluh) buah meriam. Benteng Somba Opu berbentuk persegi empat. Dinding atau frint disebelah barat dan dinding di sebelah utara sangat di perkuat. Dinding disebalah selatan dan di dinding sebelah timur tidak begitu di perkuat. Di dinding sebelah barat (arah selat Makassar) terdapat Baluwara Barat-Daya, Baluwara Tengah dan Baluwara Laut-Laut yang sering pula di sebut Baluwara Agung (Groot Bolwerk). Di Baluwara Agung inilah ditempatkan sebuah meriam yang amat dahsyat yang disebut dan terkenal dengan nama “MERIAM ANAK MAKASSAR”. (Sagimun M. D, 1992 : 48 - 49).

Pasukan Makassar memiliki satu meriam besar yang dinamai meriam Anak Makassar. Meriam ini adalah yang terbesar yang pernah dimiliki oleh raja-raja Indonesia. Garis tengah meriam itu 41,5 cm, panjangnya 6 m, dan tebalnya 12 cm (Sutrisno Kutoyo, Mardanas Safwan, 2001 : 47)

Di baluwara (bolwerk) bagian barat-laut yang sering pula disebut “Baluwara Agung” (Groot bolwerk) terdapat meriam keramat Kerajaan Gowa. Meriam ini sangat dahsyat dan terkenal dengan nama “Meriam Anak Makassar”. Karena dahsyatnya, baik dari segi ukuran maupun dari daya tembaknya maka meriam keramat Kerajaan Gowa ini sering pula dinamakan “Meriam Subahana”, Meriam ini sangat disegani, bahkan sangat ditakuti oleh kapal-kapal Belanda (VOC). Mereka tidak berani sembrono dan terlalu dekat "Anak Makassar" yang sangat dahsyat ini, yang di tempatkan di Baluara Agung Benteng Somba Opu (Sagimun M. D, 1985 : 184).

Pada dinding bagian barat Benteng Sombaopu terdapat Selekoh atau Baluwara Selatan yang menghadap ke arah laut, Baluwara-Tengah, dan Baluwara Barat-Laut yang lazim juga di sebut Selekoh atau Baluwara Agung. Di Baluwara Agung inilah ditempatkan meriam “Anak Makassar” (Baca : Dr. K.G. Crucq  “De Geschiedenis van Het Heilig Kanon van Makassar” Benteng Sombaopu berbentuk segi empat. Dinding bagian barat, yakni bagian yang menghadap ke laut (Selat Makassar, penulis) dan dinding bagian utara sangat kuat pertahanannya. (Sagimun M. D, 1975 : 280).

Ahmad Massiara (1983 : 60), dalam benteng Somba Opu terdapat beberapa bastion, disitulah meriam-meriam itu dipasang. Sedangkan di barat laut yang berhadapan dengan Tanjung Alang terdapat sebuah selokoh yang paling besar. Disitulah ditempatkan meriam yang digelar "Anak Makassar" yang besar dan dapat orang masuk berjalan di moncongnya.

Pada masa sekarang di benteng somba opu masih terdapat tiga bastion yang masih tersisa. ketiga bastion tersebut adalah bastion sebelah barat daya, bastion tengah, dan bastion baral laut. Bastion barat laut kerap disebut Baluwara Agung. Sebelumnya di bagian Baluwara Agung terdapat sebuah meriam yang disebut meriam Anak Makassar. Meriam yang beratnya mencapai 9,5 ton dengan panjang 6 meter itu dikenal sebagai salah satu meriam terbesar dan terdasyat pada zamannya (Ahmad R. U, 2016 : 339).

Meriam “Anak Makassar” Dirampas Speelman 

Akhirnya setelah mengalami pertempuran sengit yang berdarah yang tidak ada banding-taranya didalam sejarah peperangan VOC di tanah air kita, maka tanggal 24 Juni 1669 jatuhlah Benteng Sombaopu, benteng utama dan tertangguh kerajaan Gowa, ke tangan pasukan-pasukan Belanda dan sekutu-sekutunya. Tidak kurang dari 272 (dua ratus tujuh puluh dua) pucuk meriam besar dan kecil  di antaranya meriam keramat “Anak Makassar” dirampas oleh Speelman (Sagimun M. D, 1985 : 257).@dp

Daftar Pustaka :
-- Ahmad Massiara Daeng Rapi. 1983. Syekh Yusuf Tuanta Salamaka dari Gowa. Makassar: Yayasan "Lakipadada”.
-- Ahmad Rofi’ Usmani. 2016. Jejak-Jejak Islam: Kamus Sejarah dan Peradaban Islam dari Masa ke Masa. Yogyakarta : Bentang Pustaka.
-- Johann Wilhelm Vogels. 1704. Zehen-Jährige Ost-Indianische Reise-Beschreibung : In Drey Theile abgetheilet. Altenburg : Richter.
-- Sagimun, M.D. 1975. Sultan Hasanuddin Menentang VOC. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Biografi Pahlawan Nasional.
-- Sagimun, M.D. 1985. Sultan Hasanuddin Menentang VOC : Pahlawan Nasional. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Buku Terpadu.
-- Sagimun, M.D. 1992. Benteng Ujung Pandang : Pustaka wisata budaya. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 
-- Sutrisno Kutoyo, Mardanas Safwan. 2001. Sultan Hasanuddin, Riwayat Hidup dan Perjuangannya. Jakarta : Mutiara Sumber Widya.  


Artikel ini telah tayang di vebma.com dengan judul yang sama : Inilah Dia Penampakan Meriam Terbesar Yang Pernah Ada di Nusantara, Penulis : Daeng Palallo, https://www.vebma.com/fakta/inilah-dia-penampakan-meriam-terbesar-yang-pernah-ada-di-nusantara/26929

Terima Kasih sudah membaca, jika artikel ini bermanfaat, silahkan di Share ke orang-orang terkedat. Like juga Fanpage kami untuk mengetahui informasi lainnya @makassarpunyacerita ,dan temukan pula kami di Youtube http://bit.ly/2Po04uh



Video Pilihan


Comments

Popular posts from this blog

Lirik dan Terjemahan Lagu Tea Tonja

Lirik dan Terjemahan Lagu Julei ri Kau

LIRIK DAN TERJEMAHAN LAGU PANGNGUKRANGI