Posts

VIDEO : PERANG MAKASSAR VS KERAJAAN SIAM + FRANCIS DI THAILAND

Image
Pada Abad 17, sebanyak 120 orang Makassar di bawah pimpinan Daeng Mangalle melakukan perlawanan hingga nafas terakhir melawan gabungan armada pasukan Perancis-Inggris dan Ayutthaya. Ayutthaya oleh orang Eropa dikenal sebagai Kerajaan Siam.  Ayutthaya  di abad 17 adalah salah satu kota paling makmur di Asia Timur. Peperangan tak seimbang itu mengakibatkan musnahnya orang makassar dalam konfik yang panjang setelah berhasil membunuh 1000 orang dari pihak musuh. Berapa jumlah armada yang mereka lawan? sekitar 4000 pasukan dengan senjata lengkap, senapan api dan meriam, sementara orang Makassar hanya terdiri atas 120 orang di bawah pimpinan Daeng Mangalle dengan senjata badik, keris dan tombak. Fantastis memang tapi ini adalah fakta sejarah yang di catat oleh Crishtian Pelras. Pelras telah meneliti berbagai literatur berbahasa Perancis tentang jalannya peperangan tersebut. Kedatangan orang makassar di Ayutthaya menurut Pelras dimulai pada  sekitar   tahun 1674. Sebuah rombonga

VIDEO : PEREBUTAN SUPREMASI KEKUASAAN DI INDONESIA TIMUR DALAM ABAD XVII

Image
Tahun 1654, konflik antara Kerajaan Gowa dengan VOC Belanda kian memanas. Maka pada tanggal 16 Desember 1654 Sultan Hasanuddin mengumpulkan pembesar-pembesar Gowa di istananya guna membicarakan situasi ini, selanjutnya Sultan Hasanuddin bertanya kepada pembesar-pembesar Gowa " apakah kita berangkat berperang ataukah menunggu kedatangan Belanda sambil memperkuat pertahanan.?".  Rapat pun memutuskan untuk pergi berperang saja. Maka pada tanggal 21 Maret 1655, armada perang Kerajaan Gowa yang dipimpin langsung oleh Sultan Hasanuddin berangkat ke Buton untuk berperang. Tanggal 14 April 1655, benteng Belanda di Buton dapat dimasuki dan dikuasai oleh pasukan Gowa. Tercatat dalam Lontara Bilang Gowa-Tallo, 33 orang Belanda mati dalam pertempuran ini, 41 orang Buton meninggal 72 orang luka-luka. Dan karena kekalahannya Buton harus membayar biaya perang kepada Gowa sebasar 888 Kati. @dp Sumber : Lontara Bilang Gowa-Tallo Terima Kasih  sudah membaca, jika artikel ini berma

VIDEO : KARAENG GALESONG MENINGGAL DI BANTEN

Image
Perjanjian Bungaya dilaksanakan, banyak orang-orang Makassar yang tidak mau menerima perjanjian ini karena tidak senang dengan kehadiran VOC Belanda di Makassar. Beberapa tokoh sentral Gowa yang menolak seperti Karaeng Galesong hijrah ke Tanah Jawa. Bersama pengikutnya, mereka memerangi setiap kapal Belanda yang mereka temui. Oleh karena itu, Belanda yang saat itu dibawah pimpinan Spellman menjulukinya dengan "Si-Bajak-Laut" .  Mereka menjadi Bajak Laut bagi Belanda [VOC] beserta koloni-koloninya yang merupakan musuh-musuh mereka, sebagai bentuk perlawanan mereka terhadap ketidakadilan. Mereka berjuang untuk kemerdekaan dan kesejahteraan mereka. https://www.dpalallo.com/2011/02/sebuah-catatan-kecil-tentang-suku.html Terima Kasih  sudah membaca, jika artikel ini bermanfaat, silahkan di Share ke orang-orang terdekat. Like juga Fanpage kami untuk mengetahui informasi lainnya  @makassarpunyacerita  

VIDEO : AKSI KUDETA KARAENG BONTOLANGKASA

Image
Tahun 1739 terjadi konflik antara Sultan Abdul Khair dengan Karaeng Bontolangkasa. Sultan Abdul Khair adalah cucu dari Raja Gowa sebelumnya (Sultan Sirajuddin). Diangkat menjadi Patimatarang (pangeran mahkota) dalam usia 8 tahun. Dilantik sebagai raja Gowa dalam usia 9 tahun. Adapun I Mappaseppeq Karaeng Bontolangkasa adalah juga merupakan salah satu pangeran Gowa, pun merasa berhak atas tahta di Gowa. Sultan Sirajuddin meninggal (1739), Karaeng Bontolangkasa melakukan aksi kudeta atas Raja. Dalam melakukan aksinya, Karaeng Bontolangkasa di dukung oleh orang-orang Wajo yang dipimpin Arung Sengkang La Maddukkelleng. Sedangkan Sultan Abdul Khair di dampingi oleh Karaeng Majannang. Pada mulanya Karaeng Bontolangkasa berhasil menyingkirkan Sultan Abdul Khair dari istananya di Gowa, ia pun selanjutnya di angkat menjadi Raja Gowa pada tanggal 10 April 1739. Namun Sultan Abdul Khair berhasil menguasai Gowa dan mengambil alih kembali tahta Kerajaan Gowa dalam bulan Juli 1739. Atas kekalah

VIDEO : CUPLIKAN PERANG KERAJAAN GOWA [KARAENG TUNIPALLANGGA]

Image
Karaeng Tumapakrisi Kallongna  meninggal, Karaeng Tunipallangga menggantikannya sebagai Raja Gowa. Nama pribadinya, semoga saya tidak terkutuk iManriyogau, nama lahirnya (paqdaenganna) disebut Daeng Bonto, gelarnya sebelum ia menjadi penguasa/raja adalah Karaeng Lakiyung. Tiga puluh enam tahun umurnya ketika ia dilantik menjadi Raja Gowa. Delapan belas tahun lamanya ia memerintah [1547-1565], kemudian meninggal. Karaeng ini disebut sebagai seorang yang pemberani (tau barani dudu), seorang yang terkenal (tukapatiyangi) dan seorang yang bijaksana (tugannaqakai). Dialah yang mengalahkan Bajeng, Lengkeseq, orang Polongbangkeng semuanya. Dialah Raja yang pertama berperang dengan orang Bugis di Bampangang. Sehingga menguasai Lamuru dan semua daerah dekat Walanaya.      Dialah Raja yang menaklukkan Lamuru, Soppeng, Cenrana, Salumekko, Cina, Kacci, Patukung, Kalubimbing, Bulo-Bulo, Kajang, Lamatti. Ditemani naik orang Maros, ia menaklukkan Samanggi, Cenrana, Bengo, Saumata, Camba. Dit

Video : Suasana Benteng Rotterdam Makassar Tahun 1931

Image
Fort Rotterdam atau Benteng Rotterdam adalah salah satu benteng peninggalan VOC Belanda di Indonesia, terletak di Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Sejarah Awal Sebelum benteng ini bernama Fort Rotterdam, benteng ini dahulunya bernama Benteng Ujung Pandang. Benteng Ujung Pandang adalah merupakan salah satu benteng pertahanan milik kerajaan Gowa-Tallo. Disebut Benteng Ujung Pandang karena benteng ini terletak di wilayah/ daerah yang bernama Ujung Pandang. Benteng Ujung Pandang dibangun pada tahun 1634 [1]  oleh  Sultan Abdullah Awawul Islam [2]  atau yang lebih populer dengan nama Karaeng Matoaya sebagaimana tercatat dalam Lontara Patturioloanga ri tuTalloka (catatan resmi kerajaan Tallo) : “iyatomminne Karaeng ambata batui ujung pandang; panakkukang; ujungtana; ampapparekangi timungang nikalokalo Somba opu” “karaeng inilah pula yang membangung ujung pandang dengan batu bata, pannakkukang; ujungtana; yang membuatkan pintu nikalokalo pada benteng Somba Opu” Be

MAKASSAR BUKAN BUGIS MAKASSAR

Image
Makassar Bukan Bugis Makassar Oleh :  Tadjuddin Maknun Universitas Hasanuddin 2015 Abstrak Di Sulawesi Selatan terdapat empat suku bangsa (etnik), yaitu suku Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar. Namun, setelah Provinsi Sulawesi Selatan dimekarkan menjadi Provinsi Sulawesi Barat, kebanyakan wilayah yang didiami oleh suku Mandar masuk wilayah Provinsi Sulawesi Barat. Wilayah yang didiami suku Bugis beserta semangat dan kebudayaan yang dimilikinya, yaitu Kabupaten Bone, Wajo, Soppeng, Sidenreng Rappang, Parepare, Sinjai, Bulukumba,   Palopo, dan Luwu. Wilayah ya n g didiami suku Makassar beserta semangat dan kebudayaan yang dimilikinya pada umumnya berada di bagian selatan jazirah Sulawesi Selatan, meliputi Kabupaten Gowa, Kota Makassar, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Selayar, Bulukumba (sebagian), Maros (sebagian),dan Pangkajene Kepulauan (sebagian). Wilayah yang didiami suku Toraja beserta semangat dan kebudayaan yang dimilikinya, yaitu Kabupaten Tana Toraja, Enrekang (s