Posts

Sejarah Kerajaan-Kerajaan Islam di Nusantara Bagian Kedua

Image
img_1.bp.blogspot.com Sebermula, maka tersebutlah dalam hikayat tanah Jawa, bahwa pada masa Majapahit binasa ada seorang orang Arab yang bernama Syech Nuruddin Ibrahim bin Maulana Israel atau Sunan Jati sepanjang nama tempat kedudukannya, yaitu bukit Jati dekat Cirebon. img_bidiknusantara.com Adapun Sunan Jati mengajarkan agama Nabi Muhammad kepada orang Padjajaran, terlalu selamat pekerjaannya, sehingga orang itu bertambah-tambah banyak masuk Islam. Maka anaknya, Hasanuddin namanya, tiada hendak mengislamkan orang yang menyembah berhala dengan lemah lembut, melainkan dengan kekerasan, maka dikumpulkannya orang Islam, lalu dikepungnya ibu negeri Padjajaran dekat Bogor yang sekarang. Arkian, maka pada suatu malam rakyat Hasanuddin menaiki pagar tembok, dan mengalahkan orang Pajajaran (sepanjang babad pada tahun 1481). Maka Raja Pajajaran, bersama-sama anak buahnya yang setia lari ke sebelah selatan, tetapi acap-acap kali kemudian dari pada itu dilanggarnya negeri di bat

Situs Gunung Padang adalah bekas Keraton Pajajaran

Image
situs-gunung-padang_ semuaadadisini.com Situs Gunung Padang adalah bekas Keraton Pajajaran Oleh : Daeng Palallo Sekilas Tentang Situs Gunung Padang Situs Gunung Padang  adalah merupakan situs Megalitikum yang ada di Indonesia. Terletak di Desa Karya Mukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.  Situs ini pertama kali di temukan oleh orang Belanda, ketika Belanda masih berkuasa di Indonesia.  Laporan pertama mengenai keberadaan situs ini dimuat pada  Rapporten van de Oudheidkundige Dienst  (ROD, "Buletin Dinas Kepurbakalaan") tahun 1914. Sejarawan Belanda, N. J. Krom  juga telah menyinggungnya pada tahun 1949. Namun sempat terlupakan dalam beberapa waktu, situs ini booming lagi di Tahun 2014.    S ejak boomingnya di tahun 2014 lalu, hingga kini masih menyimpan banyak tanya yang belum terjawab. Berbagai spekulasi akan situs ini pun bermunculan di berbagai media.   Mulai dari isu bahwa situs ini merupakan sisa-sisa peninggalan Benua Atlan

Hikayat Kerajaan-Kerajaan Hindu di Nusantara

Image
situsbudaya.id_candi dien Bermula; maka tiada kita ketahui, apabila orang Hindu mendapati tanah Hindia (Nusantara), tambahan lagi tiada juga tentu pulau yang mana mula-mula disinggahinya; tetapi sepanjang kabar orang pada abad yang kedua pulau Jawa sudah diduduki oleh orang Hindu.  Adapun pokok hikayat, yang menyatakan hal tanah Hindia  (Nusantara)  pada zaman purbakala, yaitu surat dan barang, yang tinggal dari pada masa itu, upamanya surat yang terukir pada berhala dan pada batu dan loyang yang berkeping-keping, ada juga yang terukir pada batu besar di lereng gunung. Maka surat itu sedikit saja, serta setengahnya sampai sekarang belum terfaham artinya. Lagi pula ada banyak dongeng dan syair dari zaman dahulu; tetapi tiada berapa gunanya, sebab dalam ceritera itu diriwayatkan dewa-dewa Hindu dan orang yang sakti, sebagai Arjuna dan Krisna dan Bima. Meskipun hikayat yang lama (babad) itu tiada benar, tetapi tidak ada kabar dari pada zaman dahulu yang lain; oleh karena itu

Benteng Rotterdam Dari Masa Ke Masa

Image
Benteng Rotterdam Dari Masa Ke Masa Oleh : Daeng Palallo Fort Rotterdam atau Benteng Rotterdam adalah salah satu benteng peninggalan VOC Belanda di Indonesia, terletak di Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Sejarah Awal Sebelum benteng ini bernama Fort Rotterdam, benteng ini dahulunya bernama Benteng Ujung Pandang. Benteng Ujung Pandang adalah merupakan salah satu benteng pertahanan milik kerajaan Gowa-Tallo. Disebut Benteng Ujung Pandang karena benteng ini terletak di wilayah/ daerah yang bernama Ujung Pandang. Benteng Ujung Pandang dibangun pada tahun 1634 [1]  oleh  Sultan Abdullah Awawul Islam [2]  atau yang lebih populer dengan nama Karaeng Matoaya sebagaimana tercatat dalam Lontara Patturioloanga ri tuTalloka (catatan resmi kerajaan Tallo) : iyatomminne Karaeng ambata batui ujung pandang; panakkukang; ujungtana; ampapparekangi timungang nikalokalo Somba opu karaeng inilah pula yang membangung ujung pandang dengan batu bata, pannakkukang; ujungtana; yang membuatkan

Sejarah Kerajaan-Kerajaan Islam di Nusantara Bagian Pertama

Image
Alkisah, maka sepeninggal Nabi Muhammad pada tahun 632 orang Arab pergi menaklukkan dan mengislamkan bangsa-bangsa orang yang sekeliling negerinya, sehingga kerajaan Arab teramat besar dan mulia. Maka dengan hal yang demikian itu perniagaan orang Arab makin berkembang, sehingga saudagar Arab dan Parsi sampai juga ke pulau-pulau Hindia (Nusantara); sungguhpun maksud orang itu hendak berniaga, tetapi dengan serajin-rajinnya mereka itu mengajarkan juga agamanya kepada orang yang menyembah berhala dalam negeri asing. Maka acap kali disampaikannya maksudnya, karena orang Arab biasanya tolong menolong, serta mereka itu bijaksana dan panjang akal, tambahan lagi diperisterinya anak orang negeri itu, lama kelamaan orang Arab bercampur dengan pemerintahan negeri. Rute Perjalanan Ibnu Batutah Adapun orang Arab mula-mula duduk di bandar pulau Perca. Maka pada tahun 1354 sudah ada seorang raja Islam di Samudera (Pasai), Malikusaleh namanya. Peta Pulau Sumatra (Publikasi Thn. 16

MUHIBAH MELAYU MAKASSAR ABAD XV-XVII

Image
MUHIBAH MELAYU MAKASSAR ABAD XV-XVII Oleh : Daeng Palallo Berdasarkan naskah-naskah Melayu yang menjadi sumber dari Sulalatus Salatin atau saat ini dikenal dengan nama Sejarah Melayu, di sebutkan bahwa hubungan muhibah antara Gowa di Sulawesi dengan Melaka sudah terjalin sejak dari zaman Kerajaan Melaka Sultan Mansur Syah. Hubungan ini berlanjut sampai ke masa-masa berikutnya. Dikatakan bahwa sejak itu para pelayar, pelaut dan pedagang dari Sulawesi itu tidak putus-putusnya datang ke Semenanjung ini,  tidak hanya itu saja, bahkan dengan melalui aliran sejarah, ikatan hubungan goodwill di antara kedua pihak itu telah terjalin dengan lebih erat lagi melalui hubungan semenda-menyemenda ?, tidak hanya di kalangan rakyat, bahkan di kalangan raja-raja pemerintah. Berdasarkan naskhah yang diturunkan menjadi edisi ini, dapat kita memahami bahawa perhubungan muhibah di antara Goa di Sulawesi dengan Melaka sudah terjalin sejak dari zaman kerajaan Sultan Mansur Syah di Melaka lihat